KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunian-Nya sehingga Makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran “Leadership” dari Dosen Pembimbing “Dr. H. Hidayat, MM.,M.Pd” di
Universitas Wijaya Putra Surabaya
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna menjadi
bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa mendatang, dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 07 Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
TEORI KEPEMIMPINAN …………..………………………………………………… 1
TEORI BAKAT ………..……………..………………………………………………… 7
TEORI
PERILAKU ……………………………..……………………………………..
13
TEORI
KEPEMIMPINAN KONTEMPORER ………………………………………
20
KESIMPULAN …………………………………………………………..…………….. 23
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………...
24
KEPEMIMPINAN, PIMPINAN DAN PEMIMPIN
Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya kharisma,
pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Pimpinan adalah jabatan atau
posisi seseorang di dalam sebuah organisasi baik organisasi formal maupun
organisai non formal.
Pimpinan adalah otoritas
tertinggi dalam satu komunitas/kelompok, dari segi hirarki organisasi, pimpinan
biasanya lebih memiliki wewenang yang lebih tinggi, kata "pimpinan
"dalam perusahaan mungkin lebih bisa diartikan sebagai direktur, komisaris
atau sepadannya yang membawahi beberapa manajer.
Pemimpin adalah orang –
orang yang menentukan tujuan, motivasi dan tindakan kepada orang lain. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat
bersifat resmi ( formal ) dan tidak resmi ( non formal ). Pemimpin resmi diangkat
atas dasar surat keputusan resmi dari oarng yang
mengangkatnya dan biasanya mendapat gaji, sedangkan pemimpin tidak resmi
diangkat tanpa surat
keputusan dan biasnya tanpa gaji. Seseorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena
mempunyai kelebihan dari anggota lainnya. Kelebihan itu ada yang berasal dari
dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar dirinya. Kelebihan dari dalam
dirinya ia memiliki bakat sebagai pemimpin dan memiliki sifat-sifat pemimpin
yang efefktif. Kelebihan dari luar diri karena ia dikenal dan hubungan baik
dengan yang sedang berkuasa, punya banyak teman, dari keturunan orang yang kaya
atau turunan bangsawan atau penguasa.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :
1. Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara
mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir
atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau
kedudukan.
2. Pemimpin arti sempit,
seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut
menerimanya secara suka rela.
Fungsi pokok kepemimpinan ada 5
yaitu :
1. Fungsi Instruktif. Pemimpin berfungsi sebagai
komunikator yang menentukan apa isi perintah, bagaimana cara mengerjakan
perintah, bilamana waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya, dan
dimana tempat mengerjakan perintah, agar keputusan dapat diwujudkan secara
efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif. Pemimpin dapat
menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi. Dalam menjaiankan fungsi
partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan
posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi. Dalam menjalankan fungsi
delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan
keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin
kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus
diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan
oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian. Fungsi pengendalian
berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi-fungsi
kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut :
a.
Pengambilan
keputusan
b.
Pengembangan
imajinasi
c.
Pendelegasian
wewenang kepada bawahan
d.
Pengembangan
kesetiaan para bawahan
e.
Pemrakarsaan,
penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g.
Pelaksanaan
keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
h.
Pelaksanaan
kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
i.
Pemberian
tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
j.
Pertanggungjawaban
semua tindakan
Fungsi
pokok pimpinan ada 3 yaitu :
1. Memberikan kerangka pokok yang jelas yang
dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
2. Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan
perilaku anggota yang dipimpin.
3.
Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan
dengan dunia luar.
Fungsi pemimpin dalam suatu
organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting
bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1.
Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi
sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.
Seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yaitu :
Peran pertama :
1.
Peran
Figurehead → Sebagai simbol
dari organisasi
2. Leader → Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan
mengembangkannya
3.
Liaison
→ Menjalin suatu hubungan
kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
Peran kedua :
1.
Monitior
→ Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau
berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
2.
Disseminator
→ Menyampaikan informasi,
nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
3.
Spokeman
→ Juru bicara atau memberikan
informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
Peran ketiga :
1.
Enterpreneur
→ Mendesain perubahan dan
pengembangan dalam organisasi.
2.
Disturbance
Handler → Mampu mengatasi
masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.
3.
Resources
Allocator → Mengawasi alokasi
sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan,
memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
4.
Negotiator
→ Melakukan perundingan dan
tawar – menawar.
Kekuasaan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai sesuatu dengan cara yang
diinginkan. Kekuasaan tak luput hubungannya dengan organisasi dan kepemimpinan.
Dalam suatu organisasi sebagai wadah yang memiliki struktur, dimana terdapat
seorang pemimpin sebagai atasan dan orang yang dipimpin sebagai bawahannya pasti
terdapat didalamnya kekuasaan serta kepemimpinan. Pada kekuasaan selalu
melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih, karena kekuasaan selalu
melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan
demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki
kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk
dilaksanakan oleh orang lain.
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah
kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu. Jika
setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama
lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Ada
5 (lima) tipe kekuasaan, yaitu :
1. Reward power, Tipe kekuasaan ini
memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi imbalan, pekerjaan atau tugas
yang dilakukan oleh orang lain.
2. Coercive power, Kekuasaan ini bertipe
paksaan, dan lebih memusatkan pandangan pada kemampuan untuk memberi hukuman
kepada orang lain. Tipe ini banyak digunakan bawahan untuk melakukan tindakan
balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan
sangat mungkin bawahan atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Referent power, Tipe kekuasaan ini
didasarkan pada satu hubungan yang seseorang dapat mengidentifikasi orang lain
yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya.
4. Expert power, Kekuasaan yang berdasar pada
keahlian ini, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai
kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih
banyak dalam suatu persoalan.
5. Legitimate
power, Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power),
ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk
mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Tipe kekuasaan ini bersandar pada struktur
social suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural. Selain itu
kekuasaaan memiliki beberapa sumber-sumber yaitu :
a. kekuasaan yang bersumber pada kedudukan.
b.
kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
c. kekuasaan
yang bersumber pada poitik.
Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu
berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan
guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya
orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit
menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien
dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan
pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Namun terlepas dari semua itu,
tipe kepemimpinan apapun yang dipakai, yang terpenting adalah kepribadian dari
seorang pemimpin itu sendiri sebagai pondasi dari suatu kekuasaan dalam
kepemimpinannya. Karna kepribadian seorang pemimpin sangatlah berpengaruh
terhadap gaya
kepemimpinannya termasuk hubungannya dengan bawahan.
TEORI BAKAT
Istilah tentang bakat sebenarnya sudah
sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dan pada umumnya istilah bakat
ini diartikan secara luas dalam bermacam-macam tujuan. Misalnya ada seorang ibu
yang berkata bahwa anaknya sangat berbakat karena melihat prestasi anaknya di
sekolah. Atau pada masalah lain seseorang mengeluh bahwa ia tidak memiliki
bakat pada suatu pekerjaan yang sedang ia geluti karena sering mengalami
kegagalan. Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi dan bakat yang sudah
dibawa semenjak lahir, oleh karena itu sebaiknya orang tua segera mendeteksi
hal-hal seperti ini sejak dini agar secepatnya dapat menentukan cara
pengembangan yang tepat untuk memaksimalkan potensi sang buah hati.
Selain itu, ada kaitan antara pembentukan
konsep diri yang positif dengan pengembangan bakat anak, ada pengaruh timbal
balik antara bakat dan pembentukan konsep diri. Hal ini terjadi karena
kesuksesan atau prestasi seorang anak dalam suatu hal akan membantu membentuk
konsep dirinya. Begitupun sebaliknya, konsep diri yang terbentuk itu, apakah
positif ataupun negatif, akan sangat mempengaruhi bagaimana prestasinya dalam
tingkat perkembangan anak selanjutnya. Anak yang tidak bisa mengembangkan
bakatnya akan mengalami kegagalan dan ini memiliki dampak yang negatif baginya,
seperti anak akan mengkonsep dirinya menjadi orang yang tidak mampu, kepercayaan
dirinya akan turun, dan akibat-akibat negatif lainnya.
Bakat merupakan salah satu kajian dalam
ilmu psikologi. Istilah yang dipakai dalam literatur psikologi untuk bakat
adalah aptitude. Biasanya bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar
dapat terwujud. Pengertian lain yang senada mendefinisikan bakat sebagai suatu
kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus dapat
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus. Kemampuan yang
dimaksud contohnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, kemampuan olah
raga dan lain sebagainya. Potensi adalah daya yang tersedia pada seseorang yang
dimungkinkan berkembang ke arah tertentu. Daya ini dibawa sejak lahir.
Orang
yang memiliki suatu bakat tertentu berbeda dengan orang yang tidak memiliki
bakat tersebut. Misalnya, dua orang anak dilatih bersama bermain sepak bola
dengan porsi latihan yang sama. Anak yang telah memiliki bakat olahraga
sepakbola akan lebih cepat mahir ketimbang anak yang tidak memiliki bakat
olahraga sepakbola. Jadi kesimpulannya bakat memanglah bawaan seseorang, akan
tetapi sifat bawaan itu tidak serta merta membuat seseorang ahli di bidang yang
telah menjadi bakatnya. Bawaan yang dimaksud masih bersifat potensi atau daya,
sehingga jika tidak dirangsang, dilatih dan dikembangkan maka bakat tersebut
bisa tetap terpendam. Dan setiap anak yang lahir ke dunia pasti membawa
bakatnya masing-masing. Hanya saja tiap individu tidaklah sama, karena pada
prinsipnya setiap orang di dunia ini adalah unik.
Bakat merupakan interaksi antara faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Setiap anak lahir dengan potensi-potensi
tertentu, setelah lahir ia mulai mempelajari berbagai hal. Hasil belajar ini
beserta dengan rangsangan yang berasal dari lingkungan memungkinkan anak untuk
mengembangkan potensi yang dibawanya sejak lahir berupa kemampuan-kemampuan
khusus yang disebut bakat.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa bakat
menentukan prestasi. Anak yang memiliki bakat berbahasa, misalnya,
diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang bahasa. Prestasi
adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam
salah satu bidang, mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
Akan
tetapi, orang yang berbakat belum tentu selalu mencapai prestasi yang tinggi.
Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor lain yang ikut terlibat dan menentukan
sejauh mana bakat seorang anak dapat terwujud. Faktor-faktor itu sebagian
ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang seperti kesempatan, sarana dan
prasarana atau fasilitas yang tersedia, dukungan dan dorongan orang tua, taraf
sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, dan sebagainya.
Sebagian
faktor ditentukan oleh keadaan dalam diri anak itu sendiri. Faktor internal ini
berbentuk minat terhadap suatu bidang, keinginan atau motivasi untuk
berprestasi, dan keuletannya untuk mengatasi kesulitan dan rintangan yang harus
dihadapi. Sejauh mana anak dapat mencapai prestasi yang unggul, banyak
bergantung kepada motivasinya untuk berprestasi, di samping bakat bawaannya.
Bakat
adalah interaksi antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Bakat yang telah
dibawa sejak lahir dikembangkan melalui olahan lingkungan, misalnya melalui
latihan. Akan tetapi suatu bakat juga dibatasi oleh dua hal, yaitu sifat bawaan
itu sendiri dan lingkungan. Bakat dibatasi oleh sifat bawaan misalnya, walaupun
dilatih bagaimanapun kerasnya, seekor kera tidak akan bisa berbicara, karena
keterbatasan dalam berbicara yang menjadi bawaannya. Bakat seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Lingkungan bisa menekan bakat karena tidak
memberinya kesempatan untuk mengembangkan bakat itu sendiri. Misalnya, seorang
anak dengan bakat musik, kemampuan itu tidak akan muncul bila tidak diberikan
kesempatan oleh lingkungan untuk merealisasikan bakat tersebut.
2. Lingkungan menyediakan
kemungkinan-kemungkinan untuk melatih atau mengulang-ulang suatu keterampilan,
baik keterampilan fisik maupun keterampilan mental.
3. Lingkungan membantu menjuruskan,
mengarahkan secara khusus, misalnya keterampilan motorik, dan sebagainya.
4. Lingkungan bisa merangsang peningkatan
dorongan belajar terhadap satu keterampilan, dan menghambat dorongan belajar
terhadap segi keterampilan yang lain.
Selain itu, bakat ini juga bisa muncul
secara optimal tergantung pada kondisi-kondisi tertentu, seperti adanya syarat
kematangan. Misalnya kematangan otot dan syaraf, anak belajar berjalan, bila
pada saat otot kaki anak tersebut telah tepat matang sementara ia tidak
diajarkan berjalan, maka kemampuan berjalan anak tersebut akan terhambat.
Lingkungan yang mempengaruhi pengembangan
bakat dapat berupa keluarga, lingkungan sosial, lingkungan edukasi seperti
sekolah. Berikut adalah hal-hal yang menyangkut lingkungan yang mempengaruhi
terhambatnya perkembangan bakat anak yaitu:
1. Faktor lingkungan
a. Situasi rumah yang tidak atau hanya
sedikit memberikan stimulasi atau rangsangan kepaada anak.
b.
Sikap orang tua yang acuh tak acuh terhadap pendidikan.
2.
Faktor kebudayaan
a. Kurang kesempatan mendapat pengalaman
kebudayaan yang merangsang perkembangan intelektual.
b. Ketidakjelasan mengenai nilai-nilai
kebudayaan, sehingga anak tidak mempunyai pegangan.
3.
Keadaan ekonomi
a.
Penghasilan keluarga yang rendah.
b.
Keluarga yang terlalu besar.
c. Anak harus ikut mencari nafkah. Ketidak
mampuan untuk membeli buku-buku atau mendapat macam-macam pengalaman di luar
rumah, dan lain sebagainya.
Bakat khusus atau talent adalah kemampuan
bawaan berupa potensi khusus dan jiak memperolaeh kesempatan berkembang dengan
baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai
potensinya. Jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun
yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu :
1. Bakat akademik khusus
2. Bakat kreatif produktif
3. Bakat seni
4. Bakat Kinestik / Psikomotor
5. Bakat sosial
Tes bakat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut
:
a. Diagnosis. Tujuannya adalah untuk
mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih mudah memahami potensi yang ada.
Dengan demikian, dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi
testi di masa kini secara lebih cermat.
b. Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah
mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh lembaga
sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau
kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi
seleksi, penempatan dan klasifikasi
Sebagai contoh kita akan membahas tentang
bakat ideation. Kamu tertarik dengan ide-ide. Apakah ide itu? Ide adalah sebuah
konsep, penjelasan yang terbaik bagi semua kejadian. Kamu sangat senang ketika
mendapatkan penjelasan tentang sebuah permasalahan yang kompleks bagaimana
hal-hal tersebut bisa terjadi. Ide adalah hubungan. Pikiranmu selalu mencari hubungan
antara fenomena-fenomena yang seakan terpisah, namun nyatanya bisa dihubungkan.
Ide adalah sebuah pandangan
baru terhadap tantangan yang sudah biasa terjadi.
Kamu mendapatkan kesenangan ketika kamu
bisa menghadirkan sudut pandang yang berbeda tentang dunia namun mencerahkan. Kamu suka dengan ide-ide karena mereka
dalam, karena mereka tidak biasa, karena mereka memberikan penjelasan, karena
mereka berlawanan, dan karena mereka aneh. Karena alasan-alasan ini kamu
mendapatkan lecutan energi ketika sebuah ide muncul di kepalamu. Orang lain
bisa jadi menganggapmu kreatif, atau alami, atau konseptual atau bahkan pintar.
Karena memang bisa jadi kamu memang memiliki semua itu. Siapa yang bisa
memastikan? Yang bisa kamu yakini ialah bahwa ide itu menarik. Dan kamu merasa
tercukupi dengan ide-ide itu.
Saran-saran bagi pemilik bakat Ideation sebagai
berikut :
a. Carilah karir yang idemu dihargai, seperti
marketing, iklan, jurnalisme, atau desain.
b. Kamu sepertinya menjadi cepat bosan, jadi
buatlah perubahan-perubahan kecil dalam pekerjaan dan kehidupan rumahmu.
Bermain mental dengan dirimu
sendiri, semua ini akan membuatmu tetap bersemangat.
c. Sempurnakan ide dan pikiranmu sebelum
mengkomunikasikannya. Orang lain yang tidak memiliki bakat Ideation tidak bisa
menemukan titik-titik yang kau lihat, dan hal itu bisa membuat mereka tidak
tertarik.
d. Tidak semua idemu bisa dijalankan.
Belajarlah untuk mengedit ide, atau carilah teman yang bisa membuktikan bahwa
idemu bisa dilaksanakan atau menemukan potensi kesalahan.
e. Pahamilah bahan bakar bakat Ideation-mu.
Kapan saat kamu mendapatkan ide yang terbaik? Apakah saat kau ngobrol dengan
orang? Atau saat membaca buku? Saat kamu
mendengarkan atau mengamati? Catat kondisi-kondisi yang bisa menjadi ide-ide
hebatmu dan buat ulang ide-ide itu.
f. Jadwalkan waktu untuk membaca, karena ide
dan pengalaman orang lain bisa menjadi bahan baku ide-ide baru. Berikan waktu
untuk berpikir, karena
berpikir membuatmu bersemangat.
g. Bertemanlah dengan orang yang memiliki
bakat Analytical. Orang ini
akan mempertanyakan dan menantangmu, dan hal ini malah akan menguatkan idemu.
h. Terkadang kau membuat orang tidak lagi
tertarik karena mereka tidak bisa mengikuti gaya berpikirmu yang abstrak dan
konseptual. Buatlah idemu menjadi lebih nyata dengan menggambar, gunakan
analogi dan metafora, atau jelaskan konsepmu step by step.
i.
Pelihara
bakat ideation-mu dengan mengumpulkan pengetahuan. Belajarlah hal-hal yang di luar bidangmu.
Aplikasikan ide dari luar, dan hubungkan ide-ide yang terpisah untuk membuat
sesuatu yang baru.
TEORI PERILAKU
Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku
terbentuk dari adanya interaksi antara domain trikomponen sikap yakni
interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih
terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam
trikomponent sikap sebagai perilaku, sehingga perilaku dianggap sebagai salah
satu komponen sikap. Sedangkan perilaku merupakan suatu bentuk tidakan nyata
dari individu yang dapat diukur dengan panca indera langsung.
Perilaku adalah suatu kegiatan dan
aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapat diamati atau
yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia berperilaku atau
beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau goal.
Dengan adanya kebutuhan akan muncul motivasi atau penggerak. Sehingga individu
itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan. Pada umumnya, perilaku dapat ditinjau
secara sosial yaitu, pengaruh hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Perilaku manusia
terbentuk karena adanya kebutuhan, manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yakni
:
a. Kebutuhan fisiologis atau biologis, yang
merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu H2, H2O, cairan elektrolit dan makanan. Apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.
Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak nafas dan kekurangan H2O dan
elektrolit yang menyebabkan dehidrasi.
b. Kebutuhan
rasa aman, misalnya :
1. Rasa aman terhindar dari pencurian,
penodongan, dan perampokan.
2. Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran,
kerusuhan, dan lain-lain.
3. Rasa aman terhindar dari sakit dan
penyakit.
4. Rasa aman memperoleh perlindungan hukum.
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya
:
1. Mendambakan kasih sayang atau cinta kasih
orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.
2. Ingin
dicintai atau mencintai orang lain.
3. Ingin diterima oleh kelompok tempat ia
berada.
d.
Kebutuhan harga diri, misalnya :
1.
Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
2.
Adanya respek atau perhatian dari orang lain.
3.
Toleransi atau saling menghargai dalam hidup
berdampingan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya :
1.
Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
2.
Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.
3. Ingin menonjol dan lebih dari orang lain,
baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain.
Perilaku dapat diberi batasan sebagai
suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun
luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam,
yaitu :
a. Perilaku
Pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan
tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada
tindakan yang nyata.
b. Perilaku
Aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
diamati langsung, berupa tindakan yang nyata.
Proses
pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam
diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Persepsi, Persepsi
adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
2. Motivasi, Motivasi
diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan
tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku .
3. Emosi, Perilaku
juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi
berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan
hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang
berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan
perilaku bawaan.
4. Belajar, Belajar
diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek
dalam lingkungan kehidupan.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan, yaitu :
1.
Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai
tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya
stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba
perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun
1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu
fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai
perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk
mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada
hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku
tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti
kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen
laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin
mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan.
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory
of leadership) didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang
hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan (leader
aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme, teori
kepemimpinan ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental
atau internal. Menurut teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin,
misalnya, melalui pelatihan atau observasi.
Pendekatan perilaku ini memandang bahwa
kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari
sifat-sifat (traits) pemimpin. Alasannya sifat seseorang sukar untuk
diidentifikasi. Beberapa ahli berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal
ini berarti orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan
dapat memimpin secara efektif. Namun demikian, keefektifan perilaku
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh beberapa variabel. Jadi perilaku tidak mutlak
menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam menggerakkan orang lain guna
mencapai tujuan, pemimpin biasanya menampakkan perilaku kepemimpinannya dengan
bermacam-macam. para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang
berpijak dari perilaku kepemimpinan ini, yaitu yang berorientasi pada tugas (task
oriented) dan yang berorientasi pada bawahan atau karyawan (employee oriented).
Gaya yang berorientasi pada tugas lebih
memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan pengawasan yang sangat ketat agar
tugas selesai sesuai dengan keinginannya. Hubungan baik dengan
bawahannya diabaikan yang penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan
tepat waktu. Sebaliknya gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung lebih mementingkan
hubungan baik dengan bawahannya dan lebih memotivasi karyawannya daripada
mengawasi dengan ketat. Gaya
ini sangat sensitif dengan perasaan bawahannya. Jadi pada prinsipnya yang
dipakai pada gaya
kepemimpinan yang ini bukan otak tapi rasa yang ada dalam hati. Pemimpin
berusaha keras tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin
terhadap bawahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. High-high
berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas yang
tinggi juga.
2. High
task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi,
tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low
task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan
bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low
task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga
lemah.
Kepemimpinan
yang paling fatal akibatnya adalah yang keempat. Seorang pemimpin apabila
memimpin dengan gaya
yang keempat ini, lebih baik turun saja dari kepemimpinannya sebelum hancur
organisasi yang dipimpinnya tersebut. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin
yang menggunakan gaya
yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas,
mengadakan komunikasi yang efektif, memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol
dan seterusnya. Kepemimpinan yang efektif merupakan kepemimpinan yang mampu
menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama. Hasil kajian terhadap beberapa referensi
menemukan 6 karakteristik kepemimpinan yang baik. Keenam karakter
tersebut antara lain:
1.
Pemahaman
otentitas sejarah keberadaan organisasi.
2. Memahami
otentitas sumber-sumber organisasi.
3. Memahami
otentitas struktur organisasi.
4. Memahami
otentitas kekuatan organisasi.
5. Memahami
otentitas misi organisasi.
6. Memahami
otentitas makna organisasi.
Ciri atau karakteristik
seorang pemimpin yang efektif dikelompokkan menjadi dua sifat penting, yaitu
mempunyai visi dan bekerja dari sudut efektifitas mereka. Berikut ini adalah
perincian sepuluh karakteristik pemimpin yang efektif :
1. Memiliki
misi.
2.
Memiliki
fokus untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan membuat misi menjadi kenyataan.
3.
Memenangi
dukungan untuk visinya dengan memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling cocok
untuk mereka sebagai individu.
4.
Secara
alami lebih terfokus untuk menjadi dari pada melakukannya.
5.
Secara
alami tahu bagaimana mereka bekerja paling efisien dan efektif.
6.
Secara
alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan mereka untuk mencapai tujuan.
7.
Tidak
mencoba menjadi orang lain.
8.
Secara
alami mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektifitas alam.
9.
Menarik
orang lain.
10.
Terus
mengembangkan kekuatan dalam rangka memenuhi kebutuhan baru dan mencapai tujuan
yang baru.
Seorang pemimpin dalam konsepsi kepemimpinan terpilih melalui beberapa
cara:
1.
Pemimpin
yang terpilih dari jumlah suara terbanyak.
2. Pemimpin
yang terpilih secara langsung.
3. Pemimpin
yang diangkat, dan
4. Pemimpin
tanpa menggunakan cara-cara di atas dikarenakan tidak ada pemimpin yang
definitif.
Pelatihan adalah cara yang terbaik dalam
penggemblengan sosok pemimpin. Sosok yang terbaik adalah sosok yang dipilih,
karena bawahan akan menerima sang pemimpin jika mereka memilihnya sebagai orang
yang layak di posisi tersebut karena kemampuannya. Ia terpilih secara
spontanitas tanpa harus berambisi besar dan berkopetensi dengan yang lain untuk
meraih tampuk kepemimpinan. Karenanya seluruh sarana pengaruh efektif lebih
bermanfaat baginya. Atas dasar itulah ia sangat peduli dengan watak dan
perilakunya.
TEORI KEPEMIMPINAN
KONTEMPORER
Teori
Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-baru ini, ada
beberapa teori kontemporer dalam kepemimpinan yang dapat disampaikan disini,
yaitu :
1. Kepemimpinan Karismatik. Para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan heroik yang
luar biasa, ketika mengamati perilaku pemimpinnya.
2. Kepemimpinan Transformasional.
Pemimpin yang menginspirasi pengikutnya untuk melampau kepentingan pribadi
mereka dan mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa bagi para pengikutnya.
3. Kepemimpinan Visioner.
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel dan
menarik masa depan organisasi yang sedang tumbuh dan membaik dibanding saat
ini.
Peran kepemimpinan kontemporer yaitu :
1. Bersedia memimpin tim.
2. Mentoring.
3. Mampu memimpin diri sendiri.
Ada atau tidak adanya
kepercayaan menjadi isu kepemimpinan yang sangat penting. Hal ini lebih
menyangkut loyalitas dan integritas. Dalam hal ini, kepercayaan adalah
pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak oportunistik Jenis
kepercayaan yang sering menjadi dasar dalam kepemimpinan kontemporer dalah :
1. Kepercayaan
berbasis ketakutan, takut tindakan balasan kepercayaan itu dilanggar.
2. Kepercayaan
berbasis pengetahuan, prediktabilitas perilaku berasal dari riwayat interaksi.
3. Kepercayaan
berbasis identifikasi, rasa saling memahami atas posisi masing masing dan
menghargai keinginan dan harapan orang lain.
Selain
tiga jenis kepercayaan yang ada dalam kepemimpinan kontemporer ada juga lima dimensi kepercayaan
yang harus diperhatikan yakni :
a. Integritas :
merujuk pada kejujuran dan kebenaran.
b. Kompetensi : mencakup
pengetahuan dan keterampilan teknis interpersonal.
c. Konsistensi : terkait dengan kehandalan
dalam menangani situasi.
d. Loyalitas : keingingan
melindungi orang lain (biasanya atasan).
e. Keterbukaan : kejujuran
terhadap orang lain.
Ada beberapa kendala atau
tantangan yang sering ada dalam sebuah kepemimpinan yakni jika seorang pemimpin
sebagai atribusi atau pemimpin hanya merupakan atribusi yang dibuat orang
tentang individu lain. Selain itu, pengganti dan penetral kepemimpinan,
memustahilkan perilaku pemimpin membuat perbedaan pada hasil pengikut.
JOKOWI SEBAGAI SOSOK
PEMIMPIN KONTEMPORER
Sudah lama
Jokowi menjadi fenomena di negeri ini, setidaknya dalam beberapa tahun
terakhir. Meskipun bukan ahli ekonomi, Jokowi dengan program andalannya, yaitu
pembenahan pasar menerjemahkan pemerataan pembangunan. Pembenahan pasar
memperlihatkan bahwa Jokowi percaya basis perekonomian harus dibangun melalui
pasar tradisional yang dimiliki sepenuhnya oleh rakyat. Basis harus dikuasai
baik dari aspek produksi, konsumsi dan distribusi. Jika dilakukan secara
kolektif, maka akan terjadi kedaulatan pasar. Program pembenahan pasar inilah
yang tidak berubah, baik saat menjabat sebagai Walikota Solo maupun Gubernur
DKI Jakarta. Pembenahan pasar di Solo adalah contoh konkrit yang melambungkan
nama Jokowi untuk dijadikan bahan kampanye Pilgub DKI Jakarta. Prestasi inilah yang kemudian
diterjemahkan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan. Cara public
speaking nya yang terkadang polos mendobrak cara-cara sistematis. Cara
seperti ini yang merebut atensi media dan publik menyebutnya sebagai media darling.
Media darling
sebenarnya adalah konsekuensi terapan gaya
kepemimpinan tradisional Jokowi. Gaya
ini mendobrak pola kepemimpinan kontemporer. Publik melihat Jokowi sebagai
sosok yang jujur,adil, tegas dan merakyat dengan gaya blusukan. Blusukan
yang tadinya adalah cara tradisional menjadi orisinal di tangan Jokowi.
Meskipun, blusukan tidak hanya dilakukan Jokowi seorang. Tidak sedikit
tokoh-tokoh melakukan hal yang sama, namun keunikan sosok Jokowi yang
menjadikan sosok tersebut lekat kepadanya. Gaya tradisional, seperti blusukan bukan
tidak mungkin diulangi oleh Jokowi dalam merebut atensi publik. Orisinialitas
mampu digunakan oleh orang banyak, namun tidak dengan kesan yang sama.
Jokowi dengan
ciri khasnya resmi maju sebagai capres. Jokowi dengan blusukan nya kembali
mencoba memberikan wave dalam perhelatan demokrasi 2014. Pertarungan
sebenarnya dimulai. Menarik untuk dicermati langkah calon-calon lain dalam
menghadapi Jokowi. The game is on, kita patut mencermati, apakah wave
Jokowi unggul untuk kesekian kalinya, atau justru mengalami kekalahan
untuk pertama kalinya. Apapun itu, sebagai warga negara yang baik, kita wajib
mengawal Pemilu dengan integritas tinggi. Pemilu wajib berjalan damai dan
meminimalisir transaksional yang bersifat finansial. Kita tentunya ingin Pemilu
damai, yang jauh dari korban jiwa maupun materi. Mari optimis, sambut Pemilu
dan junjung tinggi integritas. Indonesia
jaya !!!
KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki
integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual),
skill atau kemampuan atau keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi
orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari
esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka
pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2013, Kepemimpinan. https://abangagus75.wordpress.com/kepemimpinan/.
(Diakses pada tanggal 06 Desember 2015).
Ali, 2014, Pengertian Fungsi dan Sejarah Kepemimpinan. http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-fungsi-dan-sejarah.html.
(Diakses pada tanggal 15 September 2015).
Budi Wahyono, 2014, Fungsi Kepemimpinan. http://www.pendidikanekonomi.com/2014/08/fungsi-kepemimpinan.html.
(Diakses pada tanggal 15 September 2015).
Eko
Ifunjani, 2015, Teori Kepemimpinan. http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html.
(Diakses pada tanggal 15 September 2015).
Fathurrohman, 2012, Pendekatan Perilaku Kepemimpinan Behavior
Leadership. https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/11/14/pendekatan-perilaku-kepemimpinan-behavior-leadership/.
(Diakses pada tanggal 15 September 2015).
Satria Aji Imawan, 2015, The Wave
of Jokowi. http://www.kompasiana.com/satriaimawan/the-wave-of-jokowi_54f81400a3331175618b4ab1.
(Diakses pada tanggal 06 Desember 2015).
Wikipedia, 2015, Kepemimpinan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan.
(Diakses pada tanggal 15 September 2015).
Lucky 15 - Casino - Jammy Hub
BalasHapusLucky 15. Play 영천 출장마사지 at 문경 출장안마 Casino. Casino Promotions. The casino offers 남원 출장안마 you the chance 태백 출장마사지 to earn real rewards with an array of slots, table games, 파주 출장마사지